Sabtu, 27 Juli 2013

Awal mula Kedirgantaraan di Indonesia


Semenjak Revolusi dan Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tahun 1945. Pembuatan pesawat terbang di Indonesia telah dirintis oleh satuan-satuan amgkatan udara. Sejak saat itu orang Indonesia menyadari bahwa sebagai negara kepulauan Indonesia selalu akan membutuhkan sarana transportasi udara, darat, dan laut. Alat tarnsportasi tersebut berguna untuk kelancaran roda pembangunan di segala bidang maupun dari strategi pertahanan keamanan.

Pada tahun 1946, didirikan Biro Perencanaan dan Konstruksi oleh TRI-Udara Angkatan Udara Indonesia (sekarang TNI-AU) yang di pelopori  oleh Wiweko Supono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan Sumarsono, yang mengambil tempat di Magetan, dekat Madiun, Jawa Timur. Pesawat yang pertama kali dibuat pada saat itu adalah NWG-1 (pesawat layang).

Kemudian pada tahun 1948 mereka berhasil membuat mesin pesawat pertama yang merupakan modifikasi dari mesin Harley Davidson, mesin pesawat ini diberi nama WEL-X. Mesin WEL-X dirancang oleh Wiweko Supono dan pesawat buatan mereka selanjutnya dikenal dengan nama RI-X. Kegiatan pembuatan RI-X terpaksa dihentikan karena terjadi pemberontakan komunis di Madiun dan agresi Belanda.  

Setelah masa Agresi Belanda berakhir, kegiatan yang disebutkan di atas kemudian dilanjutkan kembali di lapangan udara Andir (Bandar Udara Husein Sastranegara), Bandung. Pada tahun 1953 kegiatan tersebut dilembagakan menjadi Seksi Percobaan yang memiliki 15 orang anggota. Kegiatan ini berada dibawah pengawasan Komando Depot Perawatan Teknik Udara, yang dipimpin oleh Mayor Udara Nurtanio Pringgoadisurjo.

Pada tanggal 1 Agustus 1954 berhasil menerbangkan prototype pesawat “Si Kumbang”. Sebagai penghargaan kepada para desain dan para pekerja pembuat pesawat “Si Kumbang”, maka dewasa ini pesawat dijadikan monumen di depan gedung utama PT. Dirgantara Indonesia.

 Sesuai surat keputusan kepala staff Angkatan Udara No. 68 Tanggal 22 April 1957 Seksi percobaan ditiadakan dan ditingkatkan menjadi Sub Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan.

Pada tahun 1958 berhasil menerbangkan prototype pesawat latih dasar dengan nama “Si Belalang 89” dan pesawat olah raga “Si Kunang 25”. Pesawat ini sekarang disimpan di museum TNI AU di Jakarta. Selain dari pada itu, usaha – usaha untuk membuat pesawat Helikopter telah dilakukan dengan membuat prototypenya yang diberi nama “Si Keeping”, ”Si Manyang” dan “Kolentang”.

Sejalan dengan perkembangan bangsa Indonesia dan sesuai dengan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai serta untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam industri pesawat terbang ini maka sesuai dengan keputusan Menteri Kepala Staff Angkatan Udara No. 448 Tanggal 1 Agustus 1960, didirikanlah Lembaga Persiapan Industri Penerbangan ( LAPIP ). LAPIP diresmikan pada tanggal 16 Desember 1961. Lembaga ini disiapkan oleh pemerintah untuk menyiapkan unit penerbangan di Indonesia yang nantinya mampu memberikan bantuan logistik kepada dunia penerbangan Indonesia sehingga mengurangi ketergantungan Indonesia kepada luar negeri baik dengan produksi sendiri, pesawat terbang maupun dalam menyiapkan suku cadangnya. Disamping itu menyiapkan personil baik dalam jumlahnya maupun dalam keterampilannya serta kemampuanya.

 Untuk dapat mengembangkan LAPIP secara lebih cepat serta menyerap teknologi pembuatan pesawat terbang yang lebih maju dan kemajuan mengelola pabriknya secara lebih terarah, maka pada tahun 1961 pemerintah Indonesia yang diwakili oleh LAPIP telah menandatangani kontrak kerjasama dengan CEKOP (industri pesawat terbang Polandia) mengenai pembangunan fasilitas manufaktur pesawat terbang, dan pelatihan SDM.

LAPIP berhasil memproduksi pesawat dibawah lisensi yang bernama PZL-104 Wilga yang kemudian dikenal sebagai Gelatik. Pesawat Gelatik ini dapat menampung empat penumpang serta bermesin tunggal (monoplane). Pesawat ini dilengkapi dengan kemampuan Take off dan Landing dengan jarak yang pendek (Short Take Off Landing).

Pada tanggal 21 Maret 1966 Marsekal pertama Nurtanio gugur dalam kecelakaan pesawat terbang, sebagai tanda penghormatan atas jasa beliau, maka LAPIP diubah namanya menjadi Lembaga Industri Pesawat Terbang Nurtanio (LIPNUR).

Dengan mempertimbangkan kebutuhan pesawat latih dasar, baik bagi Indonesia dalam hubungannya dengan negara-negara ASEAN dalam perkembanganya LIPNUR telah mulai memproduksi pesawat LT-200 dan juga mengembangkan bengkel After Sales Service, Maintenance Repairing serta Overhoul bagi pesawat terbang yang dimiliki oleh Swasta.

Pada 26 April 1976. LIPNUR berganti nama menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur.

Pada tahun 1978. Perkembangan Industri Pesawat Terbang Nurtanio, yaitu membangun fasilitas diatas tanah seluas 2 hektar, meliputi kantor Direktorat Teknologi, Hanggar Divisi Aircraft Service untuk kegiatan Maintenance, Overhoul dan Repair, Hanggar Assy Rotary Wing, Hanggar Assy Fixed Wing, beserta kantor bertingkat lima.

Pada tahun 1979. Ditandatanganinya perjanjian kontrak antara IPTN dengan Aerospatiale Perancis untuk memproduksi helicopter jenis Puma NSA-330 dan Super Puma NAS-332, produksinya dapat realisasikan pada tahun 1981 dan 1982, negara pertama  yang memesan pesawat helicopter Super Puma NAS-332 adalah Malaysia.

Ditandatanganinya usaha bersama antara Industri Pesawat Terbang Nusantara dengan Aircraft Tecnologi Industries (Airtec) pada tanggal 17 Oktober 1979, di Madrid Spanyol. Dengan teknologi 50% - 50% program pertama Airtec adalah merancang dan memproduksi sebuah pesawat angkut serba guna CN-235. Pesawat ini ditenagai oleh dua mesin turboprop CTJ-9C buatan General Electric, dengan daya dorong masing-masing 750 k dan kapasitas 35 – 44  penumpang.

Pada tahun 1980. Dilakukan penandatanganan bersama General Electric Company meliputi pemeliharaan mesin – mesin  pesawat terbang dan mesin – mesin industri.

Pada tahun 1981. Pada bulan Mei 1981 mendirikan Divisi Sistem Senjata di Tasikmalaya bernama persatuan produksi Menang dan do Batu PoroMadura. Sistem senjata tersebut di pasang pada produksi IPTN sebagai pertahanan dan keamanan. Senjata yang di produksi FFAR 2,27 dan SUT (Surfase Under Water Terpedo) dibawah lisensi FZ ( Forgrees De Zeebrugge  Balgin dan aeg Jerman).

Pada 10 Juni 1981 Pengumuman Karateristik CN-235 oleh Prof. Dr. B.J. Habibie, Dipl. Ing. pada kesempatan Paris Air Show ke-37.

Pada tanggal 1 Juni 1982. Ditandatangani persetujuan bersama IPTN dengan Boeing Compani USA. Kerjasama ini merupakan langkah lanjut guna mencapai misi utama dalam program Satu Darsawarsa, yaitu mendirikan industri pesawat terbang yang lengkap dan diakui oleh Internasional dan mendapatkan sertifikat dari FAA dengan meletakkan IPTN sebagai salah satu sub kontraktor Boeing.

Pada tanggal 11 November 1982. IPTN diizinkan memproduksi sekurang-kurangnya 100 helikopter NBELL-412. IPTN mendapat sertifikat dari perusahaan Mc.Donnel Douglas, USA dimana IPTN ditunjuk sebagai supplier yang memenuhi syarat di bidang Quality Assyrance.

Pada tanggal 24 November 1982 meningkatkan kerjasama kedua dengan MBB Jerman Barat dan memproduksi Helikopter NBK-117 yang dirancang berdasarkan NBO-105.

Pada tahun 1983. Pada tanggal 10 September  1983, diresmikan pemunculan pertama (Rool Out) pesawat CN-235 oleh Presiden RI ke-1 Ir. Soekarno sekaligus pemberian nama “Tetuko”. Pada saat yang sama dilakukan pemunculan pertama CN-235 bernama “Ellena” di Spanyol. Selanjutnya pada tanggal 28 November 1983 dilakukan panandatanganan kerjasama dalam bidang pemasaran CN-235 dengan Toyomenka Kaisha Ltd, dari Jepang.

Pada tahun 1984. Merupakan pemulaan produksi helicopter NBELL-412. IPTN bekerjasama dengan MBB Jerman Barat ialah mendirikan NTT (New Transport Tecnology) dan rancangan pertamanya adalah BN-109.

Pada 11 Oktober 1985 Industri Pesawat Terbang Nurtanio berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara. Pada tahun ini juga sarana kawasan produksi (KP) II sudah selesai dibangun dan dapat dipergunakan. Workshop IPTN V yang menangani produksi SUT Torpedo mulai pertamanya akan diserahkan kepada Hankam.

Pada 12 Januari 1986 IPTN bersama Boeing dan MBB menandatangani Momerandum Of  Understanding (MUD) untuk merancang pesawat canggih Advance Technologi Regional Aircraft (ATRA-90) dengan kapasitas 100 – 135 tempat duduk. Dalam menginjak usianya yang ke-10 diselenggarakan pula Indonesia Air Show (IAS 86) yang menarik perhatian masyarakat luas baik yang nasional maupun Internasional. Pada IAS 86 ini dicapai pula kemajuan-kemajuan penting dalam hal kerjasama, disamping keberhasilan kerjasama untuk penanganan Engine ditandatangani dengan Garet, Alison, Partt, Whitney, General Electric, Turbomeka Makila, Avco Lycoming Textron, (ALT), Roll Royce dan Merpati Nusantara. Dibidang pemasaran ditandatangani dua kontrak pembelian pesawat CN-235 dengan Merpati Nusantara dan TNI-AU.

Tanggal 23 Agustus 1986, Bapak presiden Soekarno yang datang untuk ketiga kalinya itu sekaligus untuk meresmikan kawasan produksi II dan  IV.

Pada tahun 1987. Proyek pembangunan Universal Maintenance Center (UMC). Divisi melengkapi IPTN sebagai agen alih teknologi, tugas yang diemban Divisi adalah merawat yang artinya memperbaiki mesin – mesin diesel kapal laut dan mesin-mesin industri.

Pada bulan April 1987. Penyerahan helicopter dari IPTN kepada angkatan laut yaitu Super Puma NAS-332 satu pesawat dan lima pesawat  NBO-105 kepada Kepolisian Republik Indonesia, serta penyerahan helikopter NBELL-412 dan sebuah kepada kerajaan Malaysia. IPTN bekerjasama dengan General Dynamic dalam Program Offist untuk F-16, dan bekerjasama juga dengan Boeing Company dalam memproduksi komponen Boeing 767 dan Boeing 737.

Pada bulan Juni 1988. IPTN menandatangani suatu kerjasama computer dengan New Medium Development Organization (NEDO), suatu industri terkemuka di Jepang. Berdasarkan kerjasama tersebut maka didirikan perusahaan Nusantara Sistem Internasional (NSI) yang mengembangkan perangkat lunak komputer di IPTN. Pada tahun 1988 IPTN memproduksi pesawat N-250.

Pada  bulan Juli 1997. Terjadi krisis finansial Asia yang dimulai di Thailand, dan memengaruhi mata uang, bursa saham dan harga aset lainnya di beberapa negara Asia, sebagian Macan Asia Timur. Sebelumnya IPTN mendapat banyak order pesawat N-250 dari luar negeri, IPTN menerima pesanan 120 pesawat, dan langsung merekrut ribuan karyawan serta mendatangkan mesin-mesin pembuat komponen. Namun saat itu dalam pemulihan krisis ekonomi bersama IMF (International Monetary Fund) mengharuskan Indonesia menerima sejumlah kesepakatan. Salah satunya adalah Indonesia tidak boleh lagi berdagang pesawat. IPTN yang sudah terlanjur merekrut ribuan karyawan dan mesin-mesin pembuat komponen pesawat akhirnya mengalami kerugian karena kesepakatan itu.

Pada tahun 2000. IPTN merumuskan kembali untuk mewujudkan spirit ‘Nurtanio 2000’ yang menekankan pada penerapan baru, berorientasi bisnis, strategi untuk memenuhi situasi dengan struktur baru. Pada tanggal 24 Agustus 2000 setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi PT.Dirgantara Indonesia, diresmikan di Bandung oleh Presiden RI ke-4 Alm. Bapak Presiden K.H. Abdurrahman Wahid.

Pada tahun 2003. PT.Dirgantara Indonesia memutus kerja sembilan ribu lebih karyawan. Dari 16.000 pekerja PT.DI hanya  menyisakan tiga ribu pekerja baik di bagian produksi maupun manajemen. Kondisi ini membuat PT. Dirgantara Indonesia menjadi terpuruk.

Pada tahun 2007. PT.Dirgantara Indonesia kembali bangkit. PT.Dirgantara Indonesia berkerjasama dengan British Aerospace (BAE) yaitu mendapatkan order  subkontrak sayap pesawat Airbus A380. PT.Dirgantara Indonesia juga mendapat order dari negara timur tengah yaitu pemesanan 6 pesawat jenis N2130, dan order dari sejumlah negara memesan CN-235.

Pada tahun 2010.  Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan Airbus Military (Spanyol) yaitu memindahkan assembly pesawat 212-400 dari Airbus Military Spanyol ke PTDI.
Pada tahun 2011. Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan Eurocopter yaitu pembuatan MK2 Tail Bom (Ekor helicopter Super Puma).

Pada bulan Desember 2011, PTDI bekerjasama dengan Airbus Military dalam pengembangan pesawat CN-235 (2 mesin 23 penumpang) yaitu memodifikasi pesawat CN-235 menjadi 95 penumpang dengan menambahkan panjang pesawat sebanyak 3 frame. Penandatanganan kerjasama ini ditandatangani oleh Dirut PTDI dan Airbus Military yang bertempat di hangar CN-235 Aircraft Integration yang disaksikan oleh Presiden RI ke-6 Bapak Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono.

2 komentar:

  1. Kepada yth,
    Import Dept/Purchasing
    Di
    Tempat

    Kami Dari,PT.SAMUDERA SENTRAL ASIA, Adalah Spesialis International Freight Forwarders, By Air & Sea, Customs Clearance Import Dan Domestik Inter-Island Pengiriman, Yang Terletak Di Jakarta Selatan, Sementara Layanan Di Perusahaan Kami, Sebagai:

    SISTEM IMPORT:
    Ex Works
    FOB
    C & F
    CIF Jakarta

    LAYANAN IMPORT:

    Undername Import
    Pengurusan Import Door To Door Antar Negara
    Bea cukai (Import Pengurusan Di Kepabeanan )
    Penanganan Import Borongan (All - in)
    Di bawah nama (Penerima barang) / qq
    Penanganan Resmi Import
    Domestics Antar Pulau



    WILAYAH KERJA DI BAWAH NAMA / All In:

    Ø Pelabuhan Jakarta - Pelabuhan Lampung - Belawan
    Ø Pelabuhan Semarang - Pelabuhan Surabaya - Batam


    Catatan :

    • Kami Akan Mengeluarkan Faktur Pajak
    • Kami Tidak Menerima Barang-Barang Terlarang Sesuai UUD Yang berlaku
    • Untuk Harga Silahkan Email Packing list & Invoice



    Jika Anda Memiliki Pertanyaan,Silahkan Menghubungi Kami,
    Konsultasi Masalah Import Anda Gratisss!!!!


    PT.SAMUDERA SENTRAL ASIA



    SAMSUAR

    CALL / WA : 0812 92 18 36 64
    Pusat Niaga Duta Mas Fatmawati

    Jl.RS.Fatmawati No.39 Cipete Utara

    Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12150

    Telpon :021-7210795

    Fax :021-7210796

    Email :samsuar.samuderacargo@gmail.com

    Website :www.samuderacentralasia.com


    PT. Samudera Sentral Asia | Home



    PT. Samudera Sentral Asia | Home



    PT. Samudera Sentral Asia | Home



    PT. Samudera Sentral Asia | Home



    PT. Samudera Sentral Asia | Home



    PT. Samudera Sentral Asia | Home











    VISI:
    Menjadi Perusahaan Proaktif Yang Selalu Melihat Ke Depan Untuk Mengembangkan Cara-Cara Baru (inovasi) Tanpa Henti Untuk Merampingkan Manajemen Rantai Pasokan (supply chain) Dari Pelanggan Kami, Jadi Kami Meminimalkan Biaya.

    MISI:
    Kami Berdedikasi Untuk Menyediakan Manajemen Rantai Pasokan Yang Inovatif dan Meyakinkan Dengan Profesionalisme Dan Integritas Dalam Semua Operasional Kami, Dan Berkomitmen Untuk Memberikan Layanan Terbaik Kepada Klien Kami

    BalasHapus
  2. 10 Best Soccer Betting Sites to Bet on Sports in 2021 - Sporting100
    Sporting100 is one of the most recognised betting sites available to UK punters. Their site 토토사이트 is an ideal example of a sports betting site, that

    BalasHapus